Kau berdiri di ujung kanan halte
Aku duduk di sudut kiri, jarak
bersimpuh di antara kita
Kita menunggu bus dimana cinta menjadi
penumpang dalam bus itu
Kemudian waktu berlutut
pada jarak tiga jarum dalam arloji
(Bus yang ditunggu tidak datang
tepat waktu. Memberi sang halte
peluang untuk menunggu waktu)
Aku ingin mengoyak jarak
Mendekat padamu yang masih
juga berdiri tegak
lalu bertanya : "Permisi, Mas. Apa kita menunggu
cinta yang sama?"
(Dan kiranya cinta juga tidak
datang tepat waktu)
cie sotek
BalasHapusKeren sekali puisinya!
BalasHapuskak ze nih..apa sih kak?hehe
BalasHapusmas Fahri : ahahaha....terima kasih, mas Fahri :D
BalasHapus