Selasa, 17 Mei 2011

Maaf

Hari sudah berganti karena malam telah pindah ke dinihari. Rasa bersalah masih menghampiri, tak mau pergi. Bagiku rasa bersalah adalah rasa paling berbahaya, paling patologis. Ia bisa menghalangi pikiran-pikiran logis. Benar saja, sudah beberapa kali terpikir melukai tangan dengan sadis. Apa dengan begitu rasa bersalah bisa habis? Aku sudah lelah menangis.

Minta maaf itu tidak menghapus rasa bersalah. Yang bisa menumpasnya cuma satu kepastian bahwa semuanya bisa kuperbaiki seperti semula, minimal mendekati semula. Itu yang belum bisa kulakukan, membuatnya seperti sebelum sore tadi.

Aku tidak melakukannya dengan sengaja. Aku tidak punya apologi untuk dieja. Salah tetap lah salah. Apologi hanya cocok menghuni tempat sampah. Dan cuma sampah-sampah yang mengelak mengaku salah. Maaf…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar