Selalu terjadi dialog-dialog, baik yang imajiner maupun yang nyata. Dialog yang terus terjadi, hingga terkadang kau tak bisa membedakan lagi mana yang nyata, mana yang bisikan hatimu, atau yang sepenuhnya imajiner. Namun, semuanya melebur di dalam satu kotak kenangan. Kau tak akan pernah melupakannya walau waktu coba mengaburkannya.
"Kamu seperti bukan Tika yang aku kenal."
"Maksudmu?"
"Kamu bukan Tika yang pendamai lagi."
"Ya, mungkin benar"
"Kenapa?"
"Saya mulai berpikir, saya harus belajar untuk membela dan menjaga diri sendiri. Karena dalam hidup ini tak selamanya ada orang-orang yang akan selalu menjaga saya."
"Kamu berubah!!"
"Apakah itu salah?"
Tak ada jawaban lagi setelah pertanyaan itu....
Kadang perkataan sekasar apapun jauh lebih baik daripada ini. Sungguh, saya benci jika kamu mulai diam dan menggantungkan dialog-dialog yang terucap...
jadi ingat sma puisi q.
BalasHapusLUPA
Aku lupa siapa aku
Aku lupa dimana aku
Aku lupa apa yang telah terjadi pada ku
Aku lupa pada janjiku
Aku lupa pada tanggunganku
Aku lupa pada hari sulit yang mereka perjuangkan untuk ku
Aku lupa memikirkan mereka
Aku lupa cara berfikir logis
Aku lupa pada belas kasih
Dan aku semakin lupa kapan aku lupa….!!!
terima kasih sharing puisinya =)
BalasHapus